Kepulauan Mentawai merupakan sebuah Kabupaten di Propinsi
Sumatera Barat. Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau
Sumatera. Kabupaten seluas 601 km² ini didiami oleh 64.235 jiwa yang sebagian
besar adalah masyarakat asli. Kepulauan Mentawai terdiri dari 213 pulau dengan
4 pulau utama yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota
di Tua pejat, Kabupaten Mentawai terbagi menjadi 4 kecamatan dan 40 desa.
Kehidupan masyarakat Mentawai saat ini dikategorikan sebagai
warisan dari era neolitik dan mereka memiliki kepercayaan yang kuat pada alam,
karena itulah kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh alam. Mereka percaya
bahwa alam adalah pusat kehidupan.
Semua atribut yang asli ini membuat Mentawai
menjadi tempat yang sempurna untuk mendapatkan pengalaman budaya, disini anda
akan melihat sebuah adat dan budaya yang sangat menarik, seperti kain
tradisional, seni, musik dan cara hidup. Atribut budaya secara keseluruhan
sangat mencerminkan rasa hormat mereka terhadap alam. Tato adalah salah satu
simbol paling penting bagi orang Mentawai, yang mencerminkan kematangan,
kedewasaan dan status. Seni body painting ini diwarisi dari nenek moyang
mereka, sedangkan tinta tato alaminya dibuat dari daun.
- Apa yang membuat Pulau Mentawai berdeda dengan pulau-pulau yang ada di Indonesia?
Yaps, Ombak yang ada di Kepulauan Mentawai ini yang terbaik
di Indonesia untuk digunakan Surfing. Waktu antara April-Agustus yang bertepatan
dengan libur musim panas di Eropa adalah waktu yang paling baik untuk
berselancar. Pada musim tersebut, ombak Mentawai bisa mencapai tinggi enam
meter dan hal ini merupakan yang paling dicari oleh para peselancar air.
Kepulauan Mentawai tercatat memiliki 400 titik selancar yang sering dijadikan
lokasi berselancar oleh para surfer.
Dari 400 titik
selancar, 23 titik diantaranya memiliki ombak berskala internasional. Daerah
tersebut tersebar antara lain di daerah Nyang-Nyang, Karang Bajat, Karoniki,
Pananggelat dan Mainuk (Pulau Siberut), Katiet Basua (Pulau Sipoira) dan Pagai
Utara (Pulau Sikakap). Pengakuan yang diberikan oleh dunia internasional pada
ombak mentawai bisa dilihat dari even selancar yang diadakan di kepulauan ini.
Tiap tahun, Mentawai ditunjuk sebagai penyelenggara World Champions Surfing
Series atau Seri Kejuaraan Dunia Selancar Air yang dijadwalkan tiap bulan
Agustus.
Jika kalian seorang Surfer sejati, maka seharusnya Kepulauan
Mentawai menjadi List tempat kalian untuk berselancar.
Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan selain kegiatan
Pantai?
- Kegiatan Pantai
1. Menikmati Keindahan pantai
2. Diving atau penyelaman
3. Snorkeling
- Kegiatan Budaya
1. Belajar tarian tradisional (tarian perang dan terima
kasih kepada alam)
2. Upacara tradisional
3. Mentawai adalah salah satu tempat terbaik untuk melakukan
studi Etnografi karena disini terdapat salah satu suku tertua di Indonesia
upacara adat untuk para pengatin sebelum melakukan pernikahan |
- Kegiatan Ekowisata
Sebagai habitat primata langka, hutan hujan alami Mentawai
menjadi tempat yang sempurna untuk penelitian atau tujuan pendidikan lainnya.
Disini Anda dapat melakukan penelitian tentang
1. Monyet berhidung pesek / Simakobu (Simias concolor) yaitu
keluarga monyet yang memakan daun-daunan sebagai makanan utama
2. Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani) dengan
mudah diidentifikasi karena ekornya yang panjang, wajah putih dan kepala dengan
rambut hitamnya.
3. Bokkoi atau beruk Mentawai (Macaca pagensis)
4. Kloss Gibbon / Bilou atau Siamang Kerdil (Hylobates
klossii) yang terkenal dengan suara yang indah, berbeda dengan monyet pada
umumnya
Sikomobu, monyet berhidung pesek |
Sikomobu merupakan spesies penghuni Pulau Siberut, yang keberadaanya bisa dikatakan hampir punah. Simakobu atau yang bernama ilmiah Simias concolor ini
menjadi penting karena statusnya dalam IUCN yang dikategorikan sebagai spesies
yang Critically Endangered atau status konservasi tingkat keterancaman tinggi
dan dicap sebagai ‘The World’s 25 Most
Endangered Primates’. Hal ini terjadi karena populasi monyet ekor babi selama
10 tahun terakhir mengalami penurunan hingga 80%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar