Kamis, 29 Desember 2016

Keindahan Pulau Mentawai yang Tersembuyi




Kepulauan Mentawai merupakan sebuah Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau Sumatera. Kabupaten seluas 601 km² ini didiami oleh 64.235 jiwa yang sebagian besar adalah masyarakat asli. Kepulauan Mentawai terdiri dari 213 pulau dengan 4 pulau utama yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota di Tua pejat, Kabupaten Mentawai terbagi menjadi 4 kecamatan dan 40 desa.

Kehidupan masyarakat Mentawai saat ini dikategorikan sebagai warisan dari era neolitik dan mereka memiliki kepercayaan yang kuat pada alam, karena itulah kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh alam. Mereka percaya bahwa alam adalah pusat kehidupan. 

Semua atribut yang asli ini membuat Mentawai menjadi tempat yang sempurna untuk mendapatkan pengalaman budaya, disini anda akan melihat sebuah adat dan budaya yang sangat menarik, seperti kain tradisional, seni, musik dan cara hidup. Atribut budaya secara keseluruhan sangat mencerminkan rasa hormat mereka terhadap alam. Tato adalah salah satu simbol paling penting bagi orang Mentawai, yang mencerminkan kematangan, kedewasaan dan status. Seni body painting ini diwarisi dari nenek moyang mereka, sedangkan tinta tato alaminya dibuat dari daun.

  • Apa yang membuat Pulau Mentawai berdeda dengan pulau-pulau yang ada di Indonesia?


Yaps, Ombak yang ada di Kepulauan Mentawai ini yang terbaik di Indonesia untuk digunakan Surfing. Waktu antara April-Agustus yang bertepatan dengan libur musim panas di Eropa adalah waktu yang paling baik untuk berselancar. Pada musim tersebut, ombak Mentawai bisa mencapai tinggi enam meter dan hal ini merupakan yang paling dicari oleh para peselancar air. Kepulauan Mentawai tercatat memiliki 400 titik selancar yang sering dijadikan lokasi berselancar oleh para surfer.

Dari 400 titik selancar, 23 titik diantaranya memiliki ombak berskala internasional. Daerah tersebut tersebar antara lain di daerah Nyang-Nyang, Karang Bajat, Karoniki, Pananggelat dan Mainuk (Pulau Siberut), Katiet Basua (Pulau Sipoira) dan Pagai Utara (Pulau Sikakap). Pengakuan yang diberikan oleh dunia internasional pada ombak mentawai bisa dilihat dari even selancar yang diadakan di kepulauan ini. Tiap tahun, Mentawai ditunjuk sebagai penyelenggara World Champions Surfing Series atau Seri Kejuaraan Dunia Selancar Air yang dijadwalkan tiap bulan Agustus.

Jika kalian seorang Surfer sejati, maka seharusnya Kepulauan Mentawai menjadi List tempat kalian untuk berselancar.

Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan selain kegiatan Pantai?

  • Kegiatan Pantai

1. Menikmati Keindahan pantai
2. Diving atau penyelaman
3. Snorkeling



  • Kegiatan Budaya

1. Belajar tarian tradisional (tarian perang dan terima kasih kepada alam)
2. Upacara tradisional
3. Mentawai adalah salah satu tempat terbaik untuk melakukan studi Etnografi karena disini terdapat salah satu suku tertua di Indonesia

upacara adat untuk para pengatin sebelum melakukan pernikahan



  • Kegiatan Ekowisata

Sebagai habitat primata langka, hutan hujan alami Mentawai menjadi tempat yang sempurna untuk penelitian atau tujuan pendidikan lainnya. Disini Anda dapat melakukan penelitian tentang
1. Monyet berhidung pesek / Simakobu (Simias concolor) yaitu keluarga monyet yang memakan daun-daunan sebagai makanan utama
2. Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani) dengan mudah diidentifikasi karena ekornya yang panjang, wajah putih dan kepala dengan rambut hitamnya.
3. Bokkoi atau beruk Mentawai (Macaca pagensis)

4. Kloss Gibbon / Bilou atau Siamang Kerdil (Hylobates klossii) yang terkenal dengan suara yang indah, berbeda dengan monyet pada umumnya


Sikomobu, monyet berhidung pesek
Sikomobu merupakan spesies penghuni Pulau Siberut, yang keberadaanya bisa dikatakan hampir punah. Simakobu atau yang bernama ilmiah Simias concolor ini menjadi penting karena statusnya dalam IUCN yang dikategorikan sebagai spesies yang Critically Endangered atau status konservasi tingkat keterancaman tinggi dan dicap sebagai  ‘The World’s 25 Most Endangered Primates’. Hal ini terjadi karena populasi monyet ekor babi selama 10 tahun terakhir mengalami penurunan hingga 80%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar